almatuq.sch.id – Ahad, 9 Juli 202, Ppesantren Al-Ma’tuq mengadakan acara pertemuan wali santri baru. Pada acara tersebut terdapat salah satu agenda dari rentetan susunan acara tersebut, salah satunya adalah Sambutan Mudir ’Am Pesantren Al-Ma’tuq Ustadz Dr. Ade Hermansyah, Lc., M.Pd.I. Adapun pesan yang disampaikan oleh beliau dalam sambutan tersebut adalah sebagai berikut:
1. Ada 7 golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah Ta’ala. Salah satu dari 7 golongan tersebut adalah 2 orang yang saling mencintai sesama karena Allah Ta’ala dan berpisah karena Allah Ta’ala.
2. Cinta merupakan suatu hal yang ditekankan oleh Pesantren Al-Ma’tuq kepada seluruh pengurus pesantren agar dapat menjalankan amanahnya dengan cinta.
3. Pengurus pesantren adalah pendidik yang harus bisa mendidik para santrinya dengan cinta agar terjalin lingkungan yang harmonis.
4. Cintailah siapapun yang ada di sekeliling kita karena Allah Ta’ala.
5. Rencananya Pesantren Al-Ma’tuq akan membangun penginapan agar memudahkan wali santri dalam mencari penginapan.
6. Santri baru tahun ini merupakan anak-anak generasi alfa (kelahiran tahun 2010-2011) yang dimana sejak kecil mereka sudah hidup disekeliling teknologi yang sudah maju, canggih dan serba cepat. Ini merupakan suatu hal yang berat bagi generasi alfa, karena generasi alfa ini pasti akan terkagetkan dengan kehidupan pesantren yang didalamnya tidak terdapat kenikmatan teknologi yang canggih dan serba cepat seperti handphone yang menjadikan mereka seakan-akan berada di dalam penjara.
7. Sesungguhnya Rasullah pernah menjelaskan, bahwasannya dunia ini merupakan penjara bagi orang mukmin dan surga bagi orang kafir, maka dari itu bersabarlah dalam menghadapi kehidupan di dunia ini.
8. Seorang muslim tidak akan mendapatkan nikmat yang sempurna di dunia ini.
9. Kenikmatan yang sebenarnya hanya ada di surga nanti.
10. Biasanya pesantren disebut juga dengan penjara suci, karena para santri tidak bisa mendapatkan kenikmatan yang biasa didapatkan di rumah, salah satunya adalah handphone.
11. Di pesantren anak-anak akan mendapatkan banyak teman dan orang-orang lainnya yang akan menjadi keluarga baru mereka.
12. Pengurus pesantren mungkin tidak bisa menggantikan sepenuhnya peran orang tua dalam mengurus anak-anak. Akan tetapi itu semua akan selalu diusahakan agar bisa memberikan perhatian dan pelayanan yang maksimal kepada para santrinya.
13. Keberhasilan pendidikan itu tidak bisa ditangguh sepenuhnya oleh pengurus pesantren, akan tetapi harus disempurnakan oleh peran orang tua.
14. Bersabar dalam keadaan apapun itu dalam memondokan anaknya di pesantren.
15. Ada 3 amalan yang tidak akan terputus walaupun seseorang itu telah meninggal dunia. Diantaranya amal jariyah, ilmu yang bermanfaat dan do’a anak sholih. Oleh karena itulah, apabila seorang anak berbuat baik karena disekolahkan orang tuanya di pesantren, maka mengalirlah pahala kebaikan tersebut kepada kedua orang tua anak tersebut.
16. Kemudian beliau mengenalkan sejarah berdirinya Pesantren Al-Ma’tuq yang berdiri sejak tahun 1997 yang awalnya hanya berlaku untuk anak yatim. Kemudian Pesantren Al-Ma’tuq mulai menerima anak non yatim sejak tahun 2007. Kemudian disusul dengan berdirinya Markaz Al-Zamil untuk putri sejak tahun 2011, SDQ Al-Unaizy sejak tahun 2015, Markaz Tahfizh Al-Bassam sejak tahun 2016 dan Markaz Al-Afaf sejak tahun 2020.
17. Selanjutnya beliau mengenalkan para Mudir, Kepala Bidang, dan Kepala Bagian kepada wali santri batu.
18. Terakhir beliau menghimbau kepada wali santri apabila ada sesuatu yang tidak mengenakan maka janganlah segan unutk memberikan kritikan ataupun saran kepada pengurus Pesantren Al-Ma’tuq.
Itulah merupakan pesan yang Mudir ’Am Pesantren Al-Ma’tuq kepada wali santri baru dalam acara Temu Persaudaraan dan Cinta antara Pengurus Pesantren Al-Ma’tuq dan Wali Santri Baru. Semoga apa-apa yang telah disampaikan oleh Mudir ’Am dapat bermanfaat dan menjadi bekal bagi wali santri baru yang telah menyekolahkan anaknya di Pesantren Al-Ma’tuq.(maq/aml)