almatuq.sch.id – Senin, 17 Juli 2023, Markaz Al-Ma’tuq mengadakan apel pagi dalam rangka mengawali aktivitas di tahun ajaran 2023-2024. Dalam apel tersebut santri Markaz Al-Ma’tuq diberi nasihat agar bisa menjadi bekal untuk menjalani aktivitas-aktivitas selama di pesantren.
Apel yang bertempat di Masjid Jami’ Al-Ma’tuq dibawakan oleh Ustadz Akhdan Sedayu. Diawal acara dibacakan lantunan ayat suci Al-Qur’an oleh ananda Sahl dari kelas 8.
Selanjutnya adalah sambutan Mudir Markaz Al-Ma’tuq, Ustadz Anfalullah, BA. M.Pd., pesan yang beliau sampaikan adalah sebagai berikut:
Di dalam dunia pendidikan terdapat dua unsur, yaitu murid atau santri dan guru atau ustadz.
Menjadi santri itu harus memiliki sifat-sifat berikut: taat, lembut hati banyak berserah diri kepada Allah, mencari ilmu karena Allah dan memiliki pemahaman agama yang mendalam.
Maksud taat disini adalah taat kepada Allah, Rasulnya dan taat kepada siapapun itu selama apa yang diperintahkannya itu baik dan tidak menyelisihi Al-Qur’an dan Sunnah.
Berserah diri kepada Allah disini adalah, apabila kita telah mengerahkan seluruh usaha kita, maka serahkanlah perkara tersebut kepada Allah dan biarlah Allah yang menentukannya. Karena pilihan Allah merupakan perkara yang lebih baik daripada perkara yang kita inginkan.
Menuntut ilmu karena Allah, maksud disini adalah ikhlas dalam menuntut ilmu, niatkan lah menuntut ilmu ini untuk kemajuan agama ini dan bukan untuk saling membangga-banggakan.
Memiliki pemahaman agama yang mendalam, maksud disini adalah seorang santri itu sangat identik dengan ilmu agamanya yang mendalam. Maka pelajarilah ilmu agama ini sampai ke akar-akarnya dan itu merupakan perintah Rasulullah untuk umatnya
Menjadi seorang ustadz atau seorang guru itu harus memiliki sifat-sifat berikut: teladan, pelita, memudahkan dan mengembangkan, inovasi, cerdas.
Teladan merupakan sifat yang sangat identik dengan guru, karena kualitas dan perilaku seorang santri atau murid ditentukan oleh kualitas atau perilaku gurunya.
Pelita, maksud disini adalah penerang bagi umat, karena tanpa adanya guru, siapakah yang akan meneruskan estafet ilmu agama kepada generasi selanjutnya.
Menjadi guru itu harus bisa memudahkan seorang murid dalam memahami ilmu yang dipelajarinya juga dapat menjadikan seorang murid itu bahagia ketika mendapatkan ilmu agama.
Seorang guru juga harus bisa berinovasi dalam mengajar, karena semakin berkembangnya zaman maka semakin berkembangnya teknologi. Maka dari itu lah, penting mengajarkan ilmu dengan inovasi-inovasi yang mengikuti perkembangan zaman.
Cerdas, seorang guru harus bisa menggarap berbagai ilmu agama dan pengetahuan agar memudahkan dalam mengajar.
Setelah sambutan dari Mudir Markaz usai, agenda selanjutnya adalah pembacaan asatidz yang menjadi wali kelas dan struktur organisasi Markaz Al-Ma’tuq yang dibacakan oleh Kepala Bidang Pendidikan Ustadz Mumuh Mukhtaruddin, BA.
Sampailah pada penghujung acara apel pagi ini dan ditutup serta dilanjutkan dengan acara selanjutnya, Kuliah Umum Mudir ’Am Pesantren Al-Ma’tuq. Semoga dengan adanya pengarahan sebelum dimulainya KBM dapat bermanfaat dan menjadi bekal bagi seluruh santri Markaz Al-Ma’tuq dan bagi para penuntut ilmu lainnya.
Reporter: M. Abdillah Qisthi
Editor: Lutfi Junaedi Abdillah